RUMAH TUMBUH
RUMAH
TUMBUH
Dewasa ini, banyak orang hanya
mampu membeli rumah berukuran mungil, seperti tipe 36m2, tipe 45m2, atau tipe
60m2. Dan dari ketiga tipe ukuran tersebut, rumah tipe 45m2 lah yang paling
banyak dibeli orang karena dianggap masih layak huni serta harga masih
terjangkau. Padahal, jumlah ruang di rumah tipe 45m2 ini masih belum memenuhi
kebutuhan penghuni rumah. Khususnya bagi mereka yang sudah berkeluarga dan
mempunyai anak. Hal ini disebabkan, developer hanya menyediakan 1 buah ruang
multifungsi yang biasa digunakan untuk ruang tamu / ruang keluarga dan ruang
makan, 1 kamar tidur utama, 1 kamar tidur anak, dan 1 kamar mandi. Serta
sepetak dapur yang berada di belakang rumah.
Dan orang yang beli rumah tipe mungil ini, dipastikan akan melakukan
renovasi atau pembangunan rumah berupa penambahan ruang. Begitupun kasus yang sekarang
sedang gwa alamin. Saat ini, gwa sedang mengerjakan project rumah dengan minim
space yang berencana akan dibangun secara bertahap.
sketch salah satu sudut rumah tumbuh yang saat ini sedang dikerjakan.
Mungkin bagi orang yang memiliki
dana lebih, pembangunan biasanya dilakukan secara langsung, sesaat setelah
proses serah terima rumah dari developer. Tetapi bagi yang memiliki dana
terbatas, mereka akan melakukan pembangunan secara bertahap. Menyesuaikan isi
kantong keuangan. Konsep pembangunan rumah secara bertahap ini bisa disebut
sebagai Rumah Tumbuh.
Jadi, namanya rumah tumbuh ini ngga
melulu tentang rumah yang dibangun dari lahan kosong lalu direncanakan
pertumbuhannya.apalagi kondisi sekarang sangat susah mencari lahan kosong.
Jadi, kebanyakan mulainya dari rumah yang dibangun oleh developer. Konsep rumah
tumbuh sering dijadikan alternative dalam membangun rumah impian dengan dana
yang terbatas. tapi bila tidak terkonsep secara matang, pembangunan rumah
tumbuh justru akan menguras biaya yang besar. Oleh sebab itu, perlu
diperhatikan pola pengembangannya.
1.
Good
design will save your money
Design yang matang sangat berperan ketikamembangun rumah tumbuh. Sehingga
penambahan ruangan dan struktur bangunan disesuaikan pada konsep yang sudah
ada. Hal ini bertujuan untuk menghindari tambal sulam struktur bangunan dan
mechanical engineering. Serta bongkaran dindingnya pasti bakal bikin bengkak
biaya pembangunan. Ada baiknya sebelum dibangun, sudah ditentukan rancangan
bangunannya. Termasuk ruang – ruang apa saja yang dibutuhkan.
2.
Waspada
perkembangan harga material
Harga material bergantung dengan inflasi, dan factor harga material ini
akan berpengaruh pada budget yang akan dikeluarkan kelak. Selalu waspada akan
kenaikan harga tersebut karena akan membantu menekan biaya pembangunan rumah
tumbuh.
3.
Tentukan
jenis konstruksi dan material
untuk menghindari kemungkinan terjadinya pembongkaran dan pembuatan
konstrksi baru, maka menentukan jenis konstruksi dan material sangat perlu
dilakukan contohnya saja konstruksi rumah yang tadinya tidak bertingkat tetapi
ternyata di kemudian hari pemilik rumah merasa bahwa harus menambahkan ruang
keatas karena lahan tidak cukup. Maka pemilik harus membuat struktur dan konstruksi
layaknya rumah baru.
4.
Kebutuhan
Zoning ruangan dan aspek utilitas
Zoning atau pembagian zona aktivitas di dalam rumah merupakan hal pertama
yang harus dipertimbangkan ketika membanguan sebuah rumah tumbuh. Sedangkan utilitas
itu berhubungan dengan air bersih, air kotor, dan listrik. Utilitas bangunan
baru harus terhubung dengan baik dengan bangunan inti. Tidak lupa untuk selalu
menyisakan ruang terbuka untuk sirkulasi cahaya dan udara.